JAKARTA – Pasca serangan udara yang menewaskan 40 orang lebih di Rafah, pemimpin-pemimpin dunia bergiliran mengutuk Israel.
Pada Hari Minggu (26/5/2024), militer Israel melakukan serangan udara terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah.
Israel mengklaim serangan tersebut dilakukan menggunakan amunisi presisi dan berdasarkan intelijen yang presisi.
Palestinian Red Crescent Society mengatakan lokasi yang diserang Israel telah ditentukan sebagai ‘area kemanusiaan’ sebelumnya.
Serangan tersebut menyusul serbuan roket oleh milisi Palestina ke Tel Aviv beberapa jam sebelumnya. Israel mengatakan beberapa roketnya berasal dari Rafah.
Kecaman internasional
Berbagai pemimpin dunia telah silih berganti mengutuk serangan Israel pada Hari Minggu itu.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan serangan tersebut membuka tabir Israel sebagai negara pelaku teror.
“Pembantaian ini, yang terjadi setelah seruan ICJ untuk menghentikan serangan-serangan, telah sekali lagi menelanjangi wajah berdarah dan khianat negara teroris itu,” katanya,
Bahkan, Erdogan menyamakan tindakan Israel seperti tokoh-tokoh yang pernah melakukan genosida pada masa lampau.
“Seperti halnya Hitler, Milosevic, Karadzic dan firaun-firaun lainnya dalam sejarah, mereka tidak bisa menghindari kutukan,” sambungnya.
Kemudian, Ketua Partai Buruh Inggris, Keir Starmer, juga mengungkapkan rasa terkejutnya atas pengeboman yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil.
“Pemandangan-pemandangan tersebut, laporan-laporan tersebut sangat mengerikan. Apa yang menjadikannya lebih buruk adalah ini merupakan zona aman, dengan perempuan-perempuan dan anak-anak di dalamnya, keluarga-keluarga yang telah kabur beberapa kali. Saya terkejut dengan apa yang saya lihat semalam, saya pikir siapa pun orang akan terkejut dengan apa yang mereka lihat semalam,” katanya.
Kutukan terhadap aksi Israel itu juga datang dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang akhir-akhir ini menunjukkan pertentangan terhadap Israel.
Ia marah dengan serangan-serangan Israel yang telah membuat orang-orang terlantar di Rafah. “Operasi-operasi ini harus berhenti. Tidak ada area-area aman di Rafah untuk warga-warga Palestina,” kata Macron.
Netanyahu akui kesalahan
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui kalau serangan negaranya yang dikecam banyak pihak merupakan ‘kesalahan yang tragis’.
Ia menyampaikan pihaknya telah berupaya untuk menghindari korban-korban sipil.
“Kendati usaha-usaha keras kami untuk tidak melukai warga-warga sipil (yang) tak bersalah, ada kesalahan yang tragis malam lalu,” ucapnya di hadapan Parlemen Israel.
Netanyahu mengatakan pihaknya sedang menginvestigasi insiden tersebut sebelum membuat kesimpulan apapun.
Hingga kini, Netanyahu belum menjelaskan kesalahan ‘tragis’ itu secara rinci. Pihaknya hanya mengutarakan bahwa serangan tersebut dilakukan secara presisi terhadap kelompok milisi Hamas.* (Bayu Muhammad)
Baca juga:i
Serangan Udara Israel Bunuh 35 Orang di Gaza