4 months ago
1 min read

Amerika Makin Khawatir Israel Dikucilkan

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) saat bertemu di Yerusalem baru-baru ini. (Foto: NZZ)

JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) semakin khawatir dengan posisi Israel yang kian terisolasi di panggung internasional.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengungkapkan pihaknya menemukan banyak negara yang dahulu mendukung Israel mengubah sikap mereka.

“Sebagai negara yang berdiri teguh membela Israel di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kita tentu melihat semakin banyak suara, termasuk suara-suara yang sebelumnya mendukung Israel, kini beralih ke arah yang lain,” ujarnya.

Menurutnya, keadaan itu mengkhawatirkan karena berdampak buruk terhadap keamanan dan keberadaan Israel.

“Hal ini menjadi perhatian kami karena kami tidak percaya bahwa hal tersebut akan memberikan kontribusi terhadap keamanan jangka panjang atau vitalitas Israel. Jadi, hal tersebut telah kami diskusikan dengan pemerintah Israel,” kata Sullivan.

Sullivan mengkritik pengakuan Irlandia, Norwegia, dan Spanyol terhadap negara Palestina dengan mengatakan bahwa AS mendukung solusi negara yang diwujudkan melalui negosiasi langsung pihak-pihak yang terlibat.

“Presiden Biden telah memiliki rekam jejak mendukung solusi dua negara. Ia juga menekankan pentingnya solusi dua negara yang harus dicapai melalui negosiasi langsung melalui para pihak (yang terlibat), bukan melalui pengakuan sepihak,” papar Sullivan menerangkan posisi AS.

“Kami percaya satu-satunya cara untuk mencapai solusi dua negara yang bermanfaat bagi Israel dan Palestina adalah melalui negosiasi langsung antara para pihak,” lanjutnya.

Israel semakin dikucilkan

Pada Rabu (22/5/2024), tiga negara Eropa, yaitu Irlandia, Norwegia, dan Spanyol menyatakan pengakuan mereka terhadap negara Palestina. Hal itu berlaku mulai 28 Mei 2024 mendatang.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Irlandia, Michael Martin, menyatakan pengakuan tersebut diberikan untuk mendukung kehormatan, kesetaraan hak, keamanan, dan hak menentukan nasib sendiri rakyat Palestina dan Israel.

Perdana Menteri (PM) Spanyol, Pedro Sanchez, menerangkan posisi tersebut diambil tanpa adanya niatan untuk memihak kepada Hamas. “Pengakuan ini tidak menentang siapa pun, ini mendukung perdamaian dan koeksistensi,” katanya.

Sullivan mengkritik respons Israel menahan pendanaan untuk Otoritas Palestina (PA) imbas dari pengakuan tiga negara tersebut.

“Saya pikir hal ini salah secara strategis karena menahan dana akan mengganggu stabilitas Tepi Barat. Hal ini melemahkan upaya mencari keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat Palestina, yang merupakan kepentingan Israel,” ujarnya.

“Dan menurut saya, menahan dana yang menyediakan barang dan jasa pokok kepada orang-orang yang tidak bersalah adalah tindakan yang salah,” ia menegaskan.

Pengakuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian salvo respons komunitas internasional terhadap kekejaman Israel yang masih berlanjut di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) meminta surat penangkapan atas PM Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant, yang dianggap bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan perang.

Tindakan itu mendapatkan dukungan dari Prancis. Kini, Jerman bergabung dengan barisan tersebut dengan berkomitmen melaksanakan surat perintah penangkapan oleh ICC jika nantinya jadi diterbitkan.* (Bayu Muhammad)

Baca juga:

Negara-Negara Eropa Beri Pengakuan ke Palestina

Maju-Mundur Israel Tutup Kantor Berita AP

Politikus AS Kritik Tajam Perang Israel di Gaza

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan

Warga Israel Mengaku Tak Dilukai Hamas Selama Disandera

JAKARTA – Noa Argamani, yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di