1 year ago
1 min read

Polandia Siap Terima Senjata Nuklir dari NATO

Presiden Polandia Andrzej Duda. (Foto: Apa.az)

JAKARTA – Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan negaranya siap untuk menerima senjata-senjata nuklir dari Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal itu untuk menyambut pergerakan militer Rusia baru-baru ini yang mengancam Polandia.

“Rusia menggencarkan militerisasi di daerah Konigsberg (Kaliningrad). Baru-baru ini, mereka memindahkan senjata-senjata nuklirnya ke Belarus,” kata Duda saat diwawancarai media setempat.

Duda merujuk kepada wacana kerja sama Polandia dengan NATO untuk menempatkan sebagian senjata nuklirnya di negara tersebut.

“Jika sekutu-sekutu kita memutuskan untuk menempatkan senjata-senjata nuklirnya sebagai bagian dari strategi berbagi senjata nuklir di wilayah kami, dalam rangka memperkuat keamanan NATO di perbatasan Timur, kita siap untuk itu,” lanjut Duda.

Ini merupakan eskalasi lebih lanjut dari konflik Rusia-Ukraina yang berubah menjadi permasalahan tingkat kawasan sejak pecah pada 2022 silam.

Di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi telah memindahkan senjata-senjata nuklirnya ke Belarus Juni tahun lalu.

Amerika Serikat (AS) memang tidak menemukan adanya indikasi nuklir tersebut akan digunakan oleh Rusia dalam perangnya dengan Ukraina. Tapi itu tidak menghilangkan fakta bahwa kini terdapat senjata nuklir yang ditempatkan di negara yang bertetanggaan dengan Polandia. Hal itu menjadi ancaman,

Dalam wawancara dengan Totalpolitik.com, Rabu (24/4/2024), Ketua Pusat Studi Eropa dan Eurasia Universitas Airlangga (Unair) Radityo Dharmaputra berpendapat, langkah Polandia merupakan bentuk kesadarannya memperkuat NATO dalam rangka menghadapi ancaman Rusia.

“Kalau betul bahwa akan ada penempatan senjata nuklir di Polandia, berarti Polandia telah menyadari bahwa keamanan Polandia baru bisa dijamin bila NATO semakin kuat di Eropa,” katanya.

Radityo juga menilai hal itu didorong oleh kesadaran NATO beserta negara-negara anggotanya kalau tidak akan ada lagi kerja sama dengan Rusia dalam waktu yang dekat.

“NATO serta anggotanya sudah mulai menyadari bahwa kerja sama dengan Rusia tidak lagi akan ada dalam waktu dekat ini,” sambung Radityo.

Ditanya mengenai tanggapan Rusia terhadap ditempatkannya senjata-senjata nuklir di Ukraina kalau jadi, Radityo menjelaskan Rusia tidak sedang berada dalam posisi yang memungkinkan untuk menekan Polandia.

“Rusia tidak mungkin mampu menekan Polandia atau negara-negara NATO ketika mereka sendiri kesulitan berperang dengan Ukraina. Sehingga kalkulasi NATO serta Polandia jelas tidak akan mempertimbangkan kekesalan Rusia, ucapnya.

Malahan, Radityo menilai NATO dan Polandia seharusnya memperkuat keamanan di Eropa Timur, terutama dengan masih berlangsungnya agresi Rusia di kawasan tersebut.

“Justru NATO memang harus menguatkan pertahanan mereka di Zona Timur, karena negara-negara Baltik dan Eropa Timur terancam agresivitas Rusia,” kata Radityo.

Kendati demikian, Radityo masih belum dapat memastikan apakah NATO benar-benar akan mengirimkan senjatanya ke Ukraina.

Tapi yang jelas, sikap Rusia yang semakin agresif pasti akan mengundang respons dari NATO. “Belum bisa dipastikan, tapi semakin agresif Rusia, apalagi dengan penempatan senjata nuklir di Belarus, jelas akan memicu NATO merespons,” tandasnya.* (Bayu Muhammad)

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Seruan Revolusi Akal Sehat Donald Trump

JAKARTA – Pada tanggal 20 Januari 2025 Donald Trump dilantik

Indonesia Harus Jaga Keseimbangan dalam Sengketa Laut Cina Selatan

JAKARTA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88