6 months ago
1 min read

PPP Masih Jauh dari Oposisi

Ketua MPP PPP Muhammad Romahurmuziy. (Foto: Facebook Romahurmuziy)

JAKARTA – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, mengisyaratkan posisi PPP habis Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berakhir.

Ia menyampaikan oposisi yang berkekuatan kecil hanya akan menjadi aksesoris dalam demokrasi.

“Oposisi itu efektif kalau besar. Kalau oposisi kecil kayak di Singapur gitu, ya itu hanya aksesoris demokrasi saja,” katanya dalam siniar di Total Politik, Kamis (11//4/2024).

Romy merujuk kepada oposisi di Negeri Singa, Worker’s Party yang menduduki kursi di parlemen, tapi jumlahnya belum menyaingi partai yang berkuasa, People’s Action Party (PAP), sehingga tidak bisa beroposisi secara efektif.

Ia mengatakan partainya tidak ingin ada dalam posisi seperti itu. “Dan PPP nggak mau jadi aksesoris gitu,” ujar Romy.

Ia juga berpendapat perbedaan situasi tersebut memberikan fungsi yang berbeda juga kepada partai-partai politik. Ketika oposisi lemah, Romy menilai mereka akan jadi vitamin bagi kehidupan demokrasi.

Tapi, partai hanya akan menjadi ‘penghias’ yang tidak bisa melakukan perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah secara efektif.

Romy juga menuturkan pihaknya akan melihat dinamika pengajuan hak angket yang selama ini digadang-gadang akan dilakukan beberapa partai beserta perwakilannya di DPR.

“Karenanya kita lihat nanti apakah memang angket ini berjalan atau tidak. Jangan-jangan dia layu sebelum berkembang,” sambung Romy.

Alih-alih melihat adanya kesempatan besar untuk keberhasilan hak angket. Romy malah merasa wacananya sudah ‘layu sebelum berkembang’.

Terkini, Romy sudah melihat tanda-tanda wacana pengajuan hak angket layu. Salah satunya adalah dengan adanya libur Lebaran yang waktunya lama.

“Tanda-tandanya ada. Karena libur dan cuti bersama cukup panjang. Jadi sudah mulai kehilangan bunyi-bunyi yang seharusnya berkelanjutan ini,” kata Romy.

Terakhir, Romy mengatakan partainya akan terus memantau situasi. Dan mengikuti dinamika politik yang digerakkan oleh partai-partai besar.

“Kita lihat aja nanti. Kan kami bukan partai besar. Jadi kan kami ikut aja irama partai-partai besar yang mengusung hak angket itu,” ujar Romy.

Tapi yang jelas, Romy menandaskan, partainya ingin menjadi ‘pemain demokrasi bukan penghias demokrasi’.* (Bayu Muhammad)

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Perkembangan Partai Politik di Indonesia

JAKARTA – Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Miftah Sabri, merinci

Sandiaga Bicara soal Peluang Maju di Pilkada 2024

JAKARTA – Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Menteri Pariwisata