JAKARTA – Wartawan Senior Uni Lubis menilai presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengirimkan sinyal yang kuat saat mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pekan lalu.
Mengingat debat calon presiden (capres) yang diselenggarakan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo beberapa kali menyinggung dirinya tidak memiliki kecenderungan pada neoliberalisme.
“Pak Prabowo dalam debat capres dan dalam komunikasi-komunikasi publik dia sebelum ini, kan dia seringkali ngomong‘neolib-neolib.’ Saya nggak akan neolib-neolib ingat nggak?” kata Uni dalam siniar Total Politik, Rabu (3/4/2024).
Selain itu, kata Uni, Prabowo menegaskan tidak ingin Indonesia bergantung kepada satu pihak saja dalam hubungan dagang dan pertahanannya.
Dalam acara dengan pemimpin-pemimpin redaksi, Prabowo berkata, “Ekonomi kita, pengadaan alutsista, jangan kita bergantung pada satu,” sambung Uni.
Menurut Uni, penyebutan neolib oleh Prabowo merujuk kepada Amerika (AS), yang dikenal sebagai negara yang menjalankan sistem perekonomian itu.
Sehingga dalam kunjungannya ke RRT kali ini, Prabowo seperti memberi pesan kepada AS mengenai kondisi hubungannya dengan Indonesia yang seringkali rumit.
“Karena kalau kita beli alutsista dari Amerika kan ada banyak syaratnya itu,” kata Uni menjelaskan keadaan hubungan pertahanan Indonesia dengan AS.
Sementara itu, Uni juga mengungkapkan urusan Indonesia dengan RRT lebih mudah, terutama dalam konteks pengadaan alutsista. “Benar-benar business-to-business. Sama Rusia juga nggak,” ujar Uni.
Pesan Indonesia tidak hanya memiliki satu mitra dalam urusan-urusan hubungan internasional, terutama dalam hal perekonomian dan pertahanan itulah yang disampaikan oleh Prabowo sebagai presiden terpilih yang rencananya akan dilantik dalam waktu dekat.* (Bayu Muhammad)
