10 months ago
1 min read

Kaum Pertengahan yang Ingin Dilihat

JAKARTA – Ekonom Senior Chatib Basri menjelaskan tentang kelas menengah dalam kelompok masyarakat. Menurutnya, di Indonesia—khususnya di Jakarta—kelas menengah ini muncul di kawasan Jakarta Selatan.

“Ciri dari kelas menengah itu adalah ingin menunjukkan status ‘kelas menengahnya’ dari gaya hidup (lifestyle),” kata Chatib di Total Politik.

“Makanya di Prancis itu muncul apa yang disebut dengan masyarakat kafe. Nah, sekarang kalau kita mau cari kafe, ya ke Jakarta Selatan,” imbuhnya.

Chatib juga menjelaskan, dulu kalau orang makan ke restoran Padang, yang muncul di etalase dan terlihat dari luar itu adalah makanannya.

Sekarang orang tidak mau pergi ke restoran begitu. Kalau datang ke restoran itu, dia ingin duduk dekat jendela. Karena konsepnya adalah seen dan to be seen.

“Dia kelihatan dan dia bisa melihat orang. Itu adalah cerminan dari kelas menengah. Dan itu munculnya di generasi yang lebih baru di Jakarta Selatan,” tutur Chatib.

Secara definisi, kata Chatib, kelas menengah adalah sebuah konsep yang tidak jelas. Bagaimana mau mendefinisikannya? Mereka bukan pemilik modal. Tapi mereka juga bukan kelas pekerja yang worker.

“Secara definisi akan terus jadi bahan debat. Kita nggak perlu ngomong soal itu,” kata Basri.

“Kelas menengah itu mulai dari orang yang jadi chief executive officer (CEO) sampai penjaga toko. Itu bagian dari kelas menengah. Jadi, range-nya jauh,” tandasnya.*

 

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop