1 year ago
1 min read

Tiga Syarat Mutlak Keberhasilan Revolusi

Presiden Ir Sukarno. (Foto: Web)

JAKARTA – Menurut Sukarno ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk melancarkan suatu revolusi yang sedang dilakukan oleh rakyat.

Dalam pidato 17 Agustus 1964 yang berjudul “Tahun ‘Vivere Pericoloso’, Sukarno mengatakan bahwasannya sebuah revolusi harus romantik, dinamik, dan dialektik.

Menurutnya, tiga syarat itu, yaitu romantik, dinamik, dan dialektik, tidak hanya harus dipenuhi oleh mereka yang jadi pemimpin, tapi oleh rakyat secara keseluruhan.

“Saya tandaskan sekarang sekali lagi, dus: Revolusi minta tiga syarat-mutlak: romantik, dinamik, dialektik. Romantik, dinamik, dan dialektik yang bukan saja bersarang di dada pemimpin, tetapi romantik, dinamik, dialektik yang menggelora di seluruh hatinya Rakyat,” katanya.

Adapun romantik sendiri menurut Sukarno adalah kemampuan rakyat untuk melakukan pengorbanan-pengorbanan yang diperlukan oleh sebuah revolusi.

Kalau hal itu tidak dilakukan, Sukarno mengatakan revolusi tidak bisa terus berlangsung. Dan seketika revolusi itu menjadi tidak ada lagi.

“Tiada Revolusi dapat tetap bertegak kepala, jikalau rakyatnya tidak sedia menjalankan korbanan-korbanan yang perlu, dengan tegak kepala pula, bahkan dengan mulut bersenyum, karena menganggap korbanan-korbanan itu romantiknya Revolusi,” terangnya.

Ia mencontohkan tokoh-tokoh terdahulu, seperti Georges Danton yang mengorbankan nyawanya untuk Revolusi Prancis di atas tiang guillotine. Dan sosok Jose Rizal yang memberikan nyawanya dieksekusi untuk Revolusi Filipina.

“Danton pergi ke guillotine dengan rasa romantik, Rizal pergi ke tempat eksekusi dengan rasa romantik,” sebut Sukarno.

‘Revolusi harus dinamik’

Kemudian, Sukarno menyatakan bahwa sebuah revolusi harus memenuhi syarat dinamik apabila ingin berhasil di kemudian hari.

Menurut Sukarno, dinamik atau dinamis berarti bergerak. Pemimpin beserta rakyat yang terlibat dalam revolusi harus bergerak melalui proses panjang yang disertai dengan berbagai macam cobaan yang mengintai.

“Pengertian dan kepercayaan dus: bahwa Revolusi adalah satu proses panjang yang dinamis (artinya: bergerak), dengan segala pukul dan dipukulnya, tetapi terus naik, (inilah dialektika), satu proses panjang yang harus dijalankan terus-menerus dengan ulet dan tekad ‘ever onward, no retreat’,” terangnya.

Terakhir, Sukarno berbicara mengenai syarat dialektik. Seperti disinggung sebelumnya merupakan proses revolusi yang terus mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya waktu.

Menurut Sukarno, romantik, dinamik, dan dialektik, merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu revolusi berjalan secara lancar hingga sampai kepada keberhasilannya di akhir nanti.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Kewajiban Seorang Pemimpin Menurut Sukarno

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Tantangan Kualitas Pemimpin Politik Pasca Reformasi

JAKARTA – Pendiri Inisiatif Sabri & Saudara (ISS), Miftah Sabri,

Penjelasan Sukarno tentang Peristiwa Gerakan 30 September

JAKARTA – Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) merupakan kejadian yang
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88