JAKARTA – Politikus sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menolak kemungkinan adanya kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Komentar itu muncul setelah mundurnya Benny Gantz, seorang moderat, dari kabinet perang Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Adapun Gantz memutuskan untuk keluar dari kabinet setelah tentara Israel (IDF) melancarkan operasi pembebasan sandera di Jalur Gaza yang membunuh lebih dari 200 warga Palestina.
Smotrich mengklaim Hamas menuntut pembebasan ratusan pembunuh (yang ditahan oleh Israel) sehingga para sandera dibebaskan.
Maksudnya, Smotrich menolak untuk menukar tahanan-tahanan Palestina di Israel dengan sandera-sandera yang masih ada di Jalur Gaza.
Menurutnya, kesepakatan yang sedemikian rupa merupakan tindakan bunuh diri kolektif yang dinegosiasikan.
Lebih dari itu, Smotrich juga mencurigai upaya Hamas untuk berdamai dengan Israel.
“Ketika Hamas menuntut untuk mengakhiri perang sementara mereka masih bertahan di Gaza, itu berarti kelompok tersebut mempersenjatai diri, menggali terowongan, membeli roket dan banyak orang Yahudi yang bisa dibunuh dan disandera dalam (kejadian) 7 Oktober lainnya,” katanya.
Keadaan makin genting
IDF baru saja melancarkan operasi pembebasan sandera di Nuseirat, Gaza Pusat. Aksi tersebut berhasil membebaskan empat sandera. Dan membunuh serta melukai ratusan warga Palestina di sana.
Kendati demikian, publik Israel masih khawatir dengan nasib para sandera. Sebab, masih ada sekitar 120 sandera lainnya di Jalur Gaza. Dari angka tersebut, 40-nya diperkirakan sudah tidak bernyawa.
Banyak pihak di Israel percaya kalau cara terbaik untuk membebaskan sisa-sisa dari sandera yang ada di Jalur Gaza adalah kesepakatan antara Israel dan Hamas, bukan operasi militer lainnya.
“Jika ada yang percaya bahwa hal ini akan membebaskan pemerintah dari keperluan untuk mencetak kesepakatan (dengan Hamas), mereka hidup dalam fantasi,” ujar Nahum Barnea di surat kabar Yediot Aharonot.
Sementara itu, kerabat dari salah satu sandera yang dibebaskan Israel dari Nuseirat, Aviram Meir, menyatakan Israel perlu membuat kesepakatan dengan Hamas untuk memulangkan sisa-sisa sandera yang ada di Jalur Gaza.
“Saya percaya sebagian besar dari mereka tidak akan pulang dalam operasi khusus dan kita memerlukan kesepakatan untuk membawa mereka pulang: orang mati untuk dikuburkan dan orang hidup untuk pemulihan,” katanya.
Bahkan, Juru Bicara (Jubir) IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan cara untuk menyelamatkan para sandera adalah dengan membuat kesepakatan.
“Apa yang bisa membuat sebagian besar sandera pulang hidup-hidup adalah sebuah kesepakatan,” ucapnya.* (Bayu Muhammad)
Baca juga:
DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Israel-Hamas
Ratusan Warga Gaza Terbunuh, Indonesia Kecam Serangan Israel
Warga Palestina Terbunuh dalam Operasi Pembebasan Tawanan Israel