JAKARTA – Skema politik nasional diramaikan oleh berbagai dinamika jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang lalu. Salah satunya adalah isu bergabungnya Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.
Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap bergabungnya kedua tokoh tersebut sebagai opsi pertama.
Hal itu disampaikan oleh Jokowi kepada Budi Arie dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) Projo 14 Mei 2023.
“Saya mau coba Pak Prabowo dengan Mas Ganjar,” kata Budi Arie mengingat kembali obrolannya dengan Jokowi dalam siniarnya di Total Politik.
Bagi Jokowi, persatuan antara Prabowo dan Ganjar merupakan opsi yang ideal. Hanya saja sulit diwujudkan karena beberapa faktor.
Pertama, Ganjar sudah ditetapkan partai pengusungnya PDI-P sebagai calon presiden (capres) pada bulan April. “Pak, gimana peluangnya? Sangat berat gitu. Karena (Ganjar) udah dideklarasi capres kan,” sambung Budi Arie.
Kedua, Projo tetap menghormati hak PDI-P untuk mencalonkan Ganjar. Tak bisa dimungkiri, partai berlogo banteng itu memang memiliki kemampuan politik untuk mencalonkan paslon presiden dan wakil presiden sendiri karena besarnya suara yang diperoleh dalam pemilihan umum (pemilu) sebelumnya.
“PDI-Perjuangan kita hormati karena dia punya hak politik bisa mencalonkan sendiri. Dia calonkan Mas Ganjar sebagai capres,” ujarnya.
Walaupun, paslon Prabowo-Ganjar lagi-lagi menjadi opsi ideal Jokowi kala itu, ketika dinamika pilpres belum mendekati puncaknya.
“Padahal dalam mata Pak Jokowi kan ya udah Pak Prabowo (dan) Ganjar. Makanya itu plan A. Ternyata susah kan,” katanya.* (Bayu Muhammad)