JAKARTA – Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menyatakan Presiden Prabowo Subianto bukan hanya berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi, tetapi telah membuktikannya dengan konsistensi dalam mengikuti berbagai proses politik.
“Pak Prabowo menjadi presiden melalui proses yang sangat panjang. Beliau ikut Konvensi Partai Golkar pada tahun 2004, kemudian mendirikan partai politik pada 2008/2009, dan ikut pemilu 2009. Artinya, beliau mengikuti aturan main demokrasi,” katanya dalam Total Politik.
Dalam setiap langkah politiknya, Prabowo konsisten menjunjung prinsip demokrasi. Ia maju sebagai calon wakil presiden pada 2009 dan calon presiden pada Pilpres 2014 dan 2019, meski kalah. Namun, tekadnya tak surut hingga akhirnya memenangkan Pilpres 2024.
“Beliau mengikuti Pilpres dari calon wakil presiden pada 2009 hingga calon presiden dua kali, 2014 dan 2019, dan akhirnya menang di 2024. Nilai-nilai demokrasi, menurut saya, inheren pada Pak Prabowo,” sambungnya.
Muhammad Qodari juga mengingatkan bahwa demokrasi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem politik Indonesia, termasuk bagi para elit politik. Bagi Prabowo, demokrasi adalah kerangka utama yang membingkai seluruh proses politik yang ia jalani.
“Demokrasi itu sudah tidak mungkin lagi dicabut dari Indonesia. Ini telah menjadi alam pikiran bagi semua elit politik Indonesia, termasuk Pak Prabowo. Beliau beroperasi dalam tanda kutip melalui aturan-aturan demokrasi,” ujarnya.*