2 days ago
1 min read

Kemiskinan Ekstrem Terus Menurun di Era Pemerintahan Jokowi

Ilustrasi kemiskinan (Foto: Anadolu Agency)

JAKARTA – Pemerintah terus melanjutkan usahanya dalam melaksanakan strategi dan kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan. Khususnya, pemerintah menjalankan upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem hingga nol persen.

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PM), Muhadjir Effendy, kemiskinan ekstrem adalah ketika seorang individu berada dalam kondisi sangat miskin.

Hal itu ditandai dengan daya beli maksimal yang setara dengan USD 1,9 purchase parity power per hari atau Rp45.000 per harinya. Apabila diakumulasikan maka angka tersebut berarti Rp 1,35 juta per bulan.

“Jika individu dalam kondisi sangat miskin yang ditandai dengan daya beli maksimal setara kemiskinan dengan USD 1,9 purchase parity power per hari atau setara kurang lebih Rp45.000 per hari atau Rp1,35 juta per bulan,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah memberikan arahan khusus untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem di kalangan penduduk Indonesia pada 2024.

Isu tersebut telah dibahas dalam rapat terbatas (ratas) tentang strategi percepatan pengentasan kemiskinan.

“Kemiskinan ekstrem pada 2024 harus mencapai 0%. Strategi pengentasan kemiskinan harus terkonsolidasi, terintegrasi, dan tepat sasaran,” katanya dalam Pidato Kenegaraan Penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 dan Nota Keuangan 16 Agustus 2021.

Tiga strategi pemerintah

Pemerintah memiliki tiga strategi utama dalam upayanya untuk menanggulangi dan mengatasi masalah kemiskinan ekstrem.

Adapun strategi tersebut adalah pengurangan beban pengeluaran melalui program bantuan dan perlindungan sosial, dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin.

Kemudian, pemerintah juga mengupayakan pengurangan kantong-kantong kemiskinan melalui program peningkatan sarana dan prasarana permukiman khususnya di tingkat desa dan kawasan perdesaan.

Usaha tersebut juga berkaitan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah ditetapkan oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu “Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun.”

Tujuan untuk mengakhiri kemiskinan itu menempati urutan nomor satu dan jadi yang paling populer antara 17 poin SDGs lainnya yang ada.

Pada 2023, Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga 1,1 persen dari tahun 2014 yang masih sebesar 7,9 persen.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Pemerintah Jokowi Bagi Jutaan Sertifikat Tanah Per Tahun

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop