3 months ago
1 min read

Indonesia ‘Best Practice’ Membangun Dialog Agama dan Peradaban

Grand Syekh al-Azhar (tengah) didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Humas Kemenag)

JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu contoh terbaik dalam membangun dialog agama dan peradaban. Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada acara Penyambutan Antar-Iman dan Antar-Peradaban bagi Kunjungan Imam Besar Al Azhar di Indonesia.

Acara ini digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Kementerian Agama di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

“Indonesia adalah salah satu contoh best practice dalam membangun dialog antaragama dan peradaban,” tegas Menag saat memberikan sambutan.

Menag mengawali sambutannya dengan menyampaikan salam enam agama. Menurutnya, salam itu bagian dari cara Indonesia merawat kerukunan.

“Di tengah keragaman agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu), aliran kepercayaan, suku, ras dan golongan, bangsa ini dapat hidup berdampingan, penuh harmoni,” sambungnya.

Yaqut menambahkan, dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Konflik antarnegara, konflik antaragama, bahkan intra agama masih kerap terjadi. Di antara sebab konflik tersebut adalah tidak adanya kesalingan antarkomponen; tidak saling memahami, tidak saling mengerti, dan tidak saling mencintai.

Dialog antaragama

Salah satu cara terbaik untuk mencegah konflik tersebut, kata Menag, adalah dengan membangun dialog antaragama dan dialog antarperadaban. Tentu yang didialogkan adalah persoalan-persoalan kemanusiaan dan peradaban.

“Isu-isu universal seperti keadilan, kesetaraan, perdamaian, ekologi, dan keberlangsungan bumi menjadi kalimatun sawa’ (sama) yang dapat mempertemukan berbagai komponen masyarakat, pengikut agama dan bangsa,” paparnya.

“Perdamaian, keselamatan, dan cinta adalah inti ajaran agama-agama. Dalam Islam, Nabi Muhammad menekankan pentingnya ifsyā’ as-salām (menebar salam perdamaian). Dalam Kristen dikenal ajaran cinta kasih,” lanjutnya.

Dalam Hindu diajarkan konsep Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Catur Paramita. Dalam Buddha dikenal konsep Dhamma yang mengajarkan tentang keselamatan dalam kebenaran universal. Dan dalam Konghuchu diajarkan 4 Watak Sejati yang harus dibina oleh setiap umat manusia, salah satunya adalah Ren yang berati cinta kasih.

“Ajaran luhur agama-agama seperti ini mari kita jadikan sebagai nilai sekaligus spirit untuk berdialog antarsesama. Sehingga cita-cita kita semua untuk mewujudkan perdamaian dunia bisa terwujud,” tegasnya.

Apresiasi Grand Syekh

Menag Yaqut menyampaikan salam takzim dan apresiasi atas kehadiran Grand Syekh al-Azhar, Prof Ahmad al-Tayeb, di Indonesia. Ini adalah kunjungan ketiga kalinya, setelah tahun 2016 dan 2018. Baru kali ini dalam sejarah hubungan Indonesia-Mesir, Grand Syekh al-Azhar berkenan melakukan lawatan hingga tiga kali ke Indonesia.

“Ini menunjukkan kecintaan beliau kepada Indonesia. Bangsa dengan populasi muslim terbesar. Bangsa dengan jumlah pengikut agama dan aliran kepercayaan terakbar. Bangsa yang berbhinneka tunggal ika dan plural, tapi berhasil membangun kehidupan yang rukun dan tenteram,” ujar Yaqut.

Menurut dia, Grand Syekh al Azhar adalah salah satu tokoh agama yang paling konsisten mengampanyekan dialog antaragama dan peradaban, untuk mewujudkan perdamaian dunia. Salah satu kontribusi penting dia dalam membangun dialog itu adalah terwujudnya Piagam Persaudaraan Kemanusiaan yang ditandatangani Prof Tayeb bersama Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.

“Inti dari piagam tersebut adalah mengajak seluruh umat manusia hidup berdampingan dengan berpegang pada nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, kesetaraan, persaudaraan, hidup berdampingan, kebijaksanaan, keadilan, dan cinta,” papar Menag.*

Baca juga: Grand Syekh al-Azhar Serukan Kerukunan Umat

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

LHS: Jangan Bajak Demokrasi!

JAKARTA – Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) ikut

Enam Upaya Peningkatan Kualitas Haji

JAKARTA – Kementerian Agama menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi