JAKARTA – Pemerintahan Italia menghentikan penyelidikan terhadap kasus ‘imigrasi ilegal’ yang ditudingkan kepada Médecins Sans Frontières (MSF)/Doctors Without Borders dan beberapa organisasi pencarian dan penyelamatan laut lainnya di kawasan Laut Mediterania.
Selama ini, MSF dan beberapa organisasi pencarian dan penyelamatan lainnya beraktivitas mencari dan menyelamatkan pengungsi-pengungsi dari Afrika Utara yang terdampar di Laut Mediterania.
Operasi tersebut dimulai pada tahun 2015, ketika pemerintahan Italia menghentikan Operasi Mare Nostrum yang melaksanakan tugas yang sama sebelumnya.
Adapun operasi militer non-perang itu dilaksanakan oleh Angkatan Laut (AL) Italia untuk menyelamatkan pengungsi-pengungsi yang kabur dari perang saudara dan kekerasan di Libya. Sejak itu, MSF mengoperasikan delapan kapal untuk menyelamatkan lebih dari 92 ribu nyawa.
Kendati operasi kemanusiaannya yang telah menyelamatkan banyak nyawa, MSF telah dituding oleh berbagai pihak bekerja sama dengan penyelundup dalam suatu konspirasi imigrasi ilegal.
Tuduhan-tuduhan itu dibangun berdasarkan asumsi yang salah, kesaksian palsu, dan penyadapan telepon. Tidak hanya itu, tujuan dilakukannya penyelamatan oleh MSF juga didistorsi agar terlihat seperti tindakan kriminal.
Presiden Internasional MSF Dr Christos Christou mengatakan, tuduhan-tuduhan yang dilayangkan tidak berdasar dan telah mencemarkan reputasi tim pencarian dan penyelamatan.
“Tujuannya jelas, mengusir kapal-kapal dari laut dan menghambat upaya penyelamatan serta pembuktian. Namun, hari ini kebohongan itu terungkap,” ujar Christou.
Christou juga menyampaikan pihaknya terus memikirkan nasib rekan-rekannya di MSF dan organisasi-organisasi lainnya yang terus melaksanakan tugas mereka di bawah tekanan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan.
“Kami terus memikirkan rekan-rekan kami di MSF dan organisasi lain yang telah bertahan hidup di bawah tuduhan yang tidak beralasan selama ini. Melakukan pekerjaan mereka dengan penuh kejujuran. Menyelamatkan jiwa-jiwa yang terlantar di laut dengan transparansi penuh dan kepatuhan pada hukum,” sambung Christou.
Sekarang, penyelidikan terhadap MSF yang pertama kali dimulai oleh kantor Kejaksaan Trapani, Sisilia, Italia pada akhir 2016 telah dihentikan. Tapi kerusakannya telah terjadi dan terasa.
MSF dan rekanan-rekanannya tidak hanya dihadapkan kepada penyelidikan atas dugaan terlibat dalam ‘imigrasi ilegal’ saja. Tapi juga dengan pembatasan-pembatasan hukum yang diberlakukan untuk menghambat aktivitas mereka.
Selama tujuh tahun menunggu keputusan atas tuduhan yang diarahkan kepada mereka, MSF juga menghadapi undang-undang pembatasan, penahanan kapal sipil, dan dukungan kepada penjaga pantai Libya yang menghambat misi pencarian dan penyelamatan mereka.
Dampaknya fatal terhadap pengungsi-pengungsi yang menyeberangi Laut Mediterania ke Eropa. Tahun 2023 menjadi tahun dengan jumlah kematian pengungsi tertinggi sejak tuduhan terhadap MSF pertama kali dilayangkan pada 2017.
[…] Baca juga: MSF: Menyelamatkan Nyawa Bukanlah Kejahatan […]