6 months ago
2 mins read

Prabowo Antara Tiongkok dan Amerika

Presiden RI Joko Widodo (kiri) dan Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto (kanan). (Foto: Facebook Prabowo Subianto)

JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atas undangan Presiden Xi Jinping. Ia akan berkunjung dari tanggal 31 Maret hingga 2 April 2024.

“Mereka akan bertukar pikiran mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama (Indonesia dan RRT),” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RRT Lin Jian, Jumat (29/3/2024).

Beberapa analis menyampaikan kunjungan ini menyiratkan adanya kemungkinan besar Prabowo akan melanjutkan kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bersahabat dengan RRT.

Selain itu, sang presiden juga diharapkan melanjutkan kebijakan hubungan luar negeri yang non-blok. Dalam beberapa kesempatan, Prabowo sendiri menyatakan ia akan meneruskan kebijakan-kebijakan pemerintahan yang sekarang.

“Kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo terbukti berhasil dan kami akan memastikan kebijakan itu terus berjalan,” tandas Prabowo dalam Mandiri Investment Forum, Selasa (5/3/2024).

Salah satunya adalah program-program di bidang pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Banyak dari program itu melibatkan RRT, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pembangunannya terus digenjot.

Hingga kini, IKN sudah dilirik oleh China Road and Bridge Corporation, China Communications Construction Indonesia, dan China Construction Eighth Engineering Division Corporation yang berencana akan membangun infrastruktur-infrastruktur yang dibutuhkan oleh kota itu.

Selain proyek-proyek prospektif yang akan digarap, RRT juga memiliki pertaruhan dalam bangunan-bangunan infrastruktur yang sudah ada. Kereta api cepat Jakarta-Bandung yang bernilai USD 7,3 miliar menjadi salah satunya.

Mengasumsikan situasi tidak berubah, Indonesia masih berhutang kepada RRT yang harus dibayarkan dalam tenor selama 45 tahun.

Dengan mempertimbangkan semua itu, tidak heran apabila Prabowo dilirik oleh kepemimpinan RRT yang ingin memastikan terjaganya hubungan baik negaranya dengan Indonesia.

Mungkin saja, harapan besar kepemimpinan RRT terhadap Prabowo juga disebabkan oleh sikap pribadi sang presiden yang baik terhadap negara Tirai Bambu itu.

Prabowo pernah menunjukkan kekagumannya pada Tiongkok. “Saya hormat, bersahabat, kagum, sama Tiongkok,” ujarnya dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, awal tahun ini.

Sebenarnya, itu bukan kali pertamanya Prabowo berbicara tentang RRT dalam nada yang positif. Ia pernah melakukannya pada masa lalu.

Lebih lama lagi, Prabowo menjadikan Pemimpin Tertinggi RRT tahun 1970-an sampai 1990-an, Deng Xiaoping, sebagai salah satu tokoh yang dikaguminya.

“Yang saya kagum dari Beliau adalah semangat pantang menyerahnya,” tulis Prabowo memuji Deng dalam Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto.

Sudah jelas, Prabowo memiliki pandangan pribadi dan strategis yang positif terhadap RRT. Sepertinya, ia tidak akan punya masalah bekerja sama dengan kepemimpinan RRT ke depannya.

Namun, terdapat komplikasi yang berpotensi menjadikan hubungan Prabowo dengan Xi Jinping, dan Indonesia dengan RRT sebagai perpanjangannya, rumit ke depannya. Bukan rahasia, Prabowo juga memiliki kekaguman dan kedekatan dengan Amerika Serikat (AS). Negara yang pada masa kini jadi rival terbesar dan terkuatnya RRT.

“Tapi, saya hormat juga (dengan Amerika). I like United States, right? We all like United States, bener nggak?” kelakar Prabowo dalam acara Trimegah yang sama.

Dan hal itu bukanlah sekadar kekaguman semata. Ada tindak lanjut yang konkret dari sikap Prabowo yang sama-sama positif terhadap AS.

Pada akhir tahun lalu, Prabowo menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembelian jet tempur F-15EX. Pesawat berteknologi canggih yang dibikin di negeri Paman Sam.

Prabowo juga banyak membeli alutsista dari negara-negara lainnya yang bersahabat dengan AS. Ia membeli pesawat-pesawat Rafale produksi Dassault Aviation dari Prancis.

Di sini, Prabowo terkesan ingin membangun hubungan ekonomi yang baik dengan RRT. Selagi meneruskan kerja sama dengan AS dan negara-negara sekutunya di bidang pertahanan.

Suatu hal—yang apabila menjelma jadi kebijakan—akan menghimpit Prabowo beserta Indonesia di antara RRT dan AS. Dengan segala kerumitannya untuk mengakomodasi kepentingan dua Beijing dan Washington secara seimbang.

Sebagai tokoh yang sudah lama menggeluti isu-isu geopolitik, Prabowo tentunya sudah memikirkan kerumitan ini jelang pertemuannya dengan Xi.

Tinggal waktu yang menunjukkan apakah Prabowo berhasil membicarakan arah kebijakan politik luar negerinya yang kompleks dengan Xi.

Jika Xi setidaknya bisa dibuat memahami situasi yang tengah dihadapi Indonesia, Prabowo mungkin dapat mempertahankan status quo serta meneruskan hubungan bilateral yang baik dengan RRT dan AS.

Suatu tantangan yang begitu besar di tengah memanasnya situasi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik. Dengan adanya isu-isu sensitif seperti sengketa di Laut Tiongkok Selatan (LTS) dan ketegangan di Teluk Taiwan, yang bisa meletus kapan saja dan memulai konflik-konflik baru.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Immanuel Ebenezer: Antara Dua ‘Mania’

JAKARTA – Sosok satu ini dikenal sebagai relawan yang membantu

Kabinet Zaken: Solusi Prabowo untuk Mewujudkan Pembangunan dan Stabilitas Politik

JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana membentuk kabinet zaken