Banjir dan rob merupakan momok terbesar bagi warga Kelurahan Baru, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai. Beragam upaya dilakukan demi meminimalkan bencana, salah satunya dengan menanam mangrove.
MANGGARAI – Beberapa siswa di SDN Reo I yang terletak di Kelurahan Baru, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai tengah memilah sampah di depan ruang kelas mereka siang itu. Dengan cekatan tangan-tangan mungil itu memilah sampah plastik dan non-plastik lalu menempatkannya pada kantong terpisah.
Sampah plastik akan mereka bawa ke tempat penampungan sementara di samping gedung sekolah. Sekitar sepekan kemudian, sampah tersebut akan diambil oleh pengepul. Sementara sampah organik dibawa dan dikumpulkan di halaman belakang sekolah untuk dibakar atau ditimbun dalam lubang.
Upaya para siswa itu mungkin bagian sebagian orang terlihat biasa saja dan jamak dilakukan di berbagai tempat. Namun bagi para siswa Sekolah Dasar ini, apa yang mereka lakukan merupakan sebuah upaya untuk menanggulangi banjir di tempat tinggal mereka.
Tinggal di kawasan yang dekat dengan laut dan sungai merupakan tantangan tersendiri. Ancaman banjir dan rob tak bisa dianggap remeh. Karenanya, upaya penanganan sampah dengan baik merupakan langkah praktis dalam menanggulangi bencana.
Dan kebiasaan siswa SDN Reo I dalam membuang sampah secara terpisah sesuai jenisnya itu tak lepas dari peran PMI Kabupaten Manggarai. Relawan PMI mengedukasi mereka perihal penanganan risiko bencana (PRB).
Sejak 2020, PMI Manggarai mulai masuk ke Kelurahan Baru untuk menjalankan program PRB. Selain memberikan penyuluhan kepada masyarakat, PMI juga aktif kampanye tentang PRB di sekolah-sekolah yang terdapat di Kecamatan Reok, termasuk di Kelurahan Baru.
Dampaknya, siswa tak hanya paham bagaimana mengelola sampah tapi juga mengerti bagaimana harus bertindak jika terjadi bencana. Misalnya, mereka akan segera bergegas ke titik kumpul jika terdengar sirene tanda peringatan akan terjadi banjir atau bencana lain. Lokasi titik kumpul di SDN Reo I itu terletak di bagian depan halaman sekolah, dekat dengan pintu gerbang.
Kepala Sekolah SDN Reo I Emitria Jehimut mengaku bersyukur dengan adanya program mitigasi bencana yang dilaksanakan PMI di sekolahnya. “PMI memberikan penyuluhan dan edukasi pada murid-murid kami dari Kelas IV hingga Kelas VI. Para siswa juga diajak melakukan simulasi bagaimana cara penganggulangan bencana alam jika terjadi,” beber Emitria.
Selain itu, kata Emitria, kini para siswa sudah tahu bagaimana cara membantu teman ketika ada kecelakaan kecil. Sekolahnya juga mendapat banyak bantuan dan fasilitas dari PMI.
“Dengan adanya fasilitas itu anak-anak bisa berlatih menggunakannya. Contohnya bagaimana menggunakan tandu, megafon, dan alarm. Anak-anak kami sudah dilatih bagaimana menggunakan dan menyimpan alat-alat tersebut dengan baik,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Kelurahan Baru merupakan daerah rawan banjir dan rob. Wilayah ini termasuk dataran terendah di Kabupaten Manggarai. Aliran Sungai Wae Pesi bermuara di kawasan ini.
Walau tak terjadi hujan di wilayah Baru, namun daerah ini sering menerima kiriman air hujan dari Kota Ruteng. Sejumlah sungai di Manggarai memuntahkan airnya ke Sungai Wae Pesi, yang selanjutnya bergerak ke laut melewati Kelurahan Baru.
Selain banjir akibat meluapnya Sungai Wae Pesi, Kelurahan Baru juga rawan dilanda rob karena minimnya tanggul penahan air. “Kadang jika laut pasang, airnya masuk juga ke sekolah kami,” cerita Emitria.