3 months ago
1 min read

Saudi Airlines Turut ‘Delay’, Pengamat: Operasional Haji Kompleks

Pesawat Saudi Airlines mengangkut jemaah haji Indonesia. (Foto: Humas Kemenag)

JAKARTA – Menanggapi fenomena terjadinya banyak ketelatan dalam penerbangan Haji 2024, Pengamat Penerbangan, Gatot Raharjo, mengatakan bahwa hal itu memang rumit.

Salah satunya adalah keterlambatan penerbangan Saudi Airlines nomor SV-5310 yang membawa rombongan kepulangan jemaah kloter 1 Palembang pada 22 Juni 2024. Penerbangan tersebut mengalami delay selama 14 jam.

Kemudian, penerbangan nomor SV-5314 tanggal 24 Juni 2024 yang membawa pulang kloter 6 Jakarta juga mengalami keterlambatan selama satu jam.

Keterlambatan seperti itu juga dialami penerbangan nomor SV-5350 tanggal 25 Juni 2024 yang membawa kloter 4 Batam.

“Semua kejadian itu menggambarkan bahwa operasional penerbangan haji memang sangat kompleks dibanding penerbangan regular,” katanya.

Keterlambatan-keterlambatan tersebut juga menunjukkan kalau bukan hanya maskapai nasional, Garuda Indonesia, saja yang mengalami keterlambatan.

‘Penerbangan Haji sulit’

Raharjo menjelaskan kalau penerbangan Haji bersifat non-reguler atau sewa untuk batas waktu tertentu. Penerbangan tersebut tidak berjadwal. Sehingga, maskapai-maskapai yang melakukan penerbangan Haji harus meminta persetujuan kepada bandara asal dan tujuan penerbangan. Mereka juga harus meminta slot penerbangan kepada pihak-pihak bandara, baik di Indonesia maupun Arab Saudi.

Proses perizinan dan permohonan slot tersebut sulit untuk dilakukan. Sebab, bandara-bandara yang ada memiliki slot yang terbatas. Sementara itu, penerbangan Haji membutuhkan jumlah penerbangan yang lebih banyak dalam rentang waktu yang lebih sempit.

Selama fase keberangkatan dan fase kepulangan, 13 bandara di Indonesia harus menyediakan masing-masing dua slot untuk penerbangan keberangkatan dan penerbangan kepulangan. Adapun pesawat yang harus dilayani adalah yang berbadan besar dengan kemampuan mengangkut 300-400 penumpang.

Situasi tersebut tidak hanya dihadapi oleh Indonesia, tapi juga oleh Arab Saudi sebagai negara yang menerima jemaah Haji setiap tahunnya.

“Nah itu baru dari Indonesia. Bagaimana dengan penerbangan dari bandara lain yang juga sama-sama mengangkut jemaah haji ke Arab Saudi?,” sambungnya.

Pemerintah Arab Saudi mengoperasikan 5 bandara untuk melayani haji yaitu bandara di Jeddah, Madinah, Riyadh, Damman dan Yanbu. Jadi dalam sehari selama sebulan penerbangan haji, tiap bandara harus melayani tambahan 40 slot penerbangan,” jelasnya.

Raharjo kembali mengingatkan bahwa bandara-bandara di Arab Saudi juga harus melayani penerbangan-penerbangan non Haji lainnya.*

Baca juga: Garuda Indonesia Kenalkan Cita Rasa Nusantara

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Garuda Indonesia Dukung Penyelenggaraan PON XXI

JAKARTA – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia turut berkontribusi dalam
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. (Foto: Istimewa)

Garuda Catat Pertumbuhan pada Kuartal II

JAKARTA – Maskapai Perseroan Terbatas (PT) Garuda Indonesia membukukan pertumbuhan