1 year ago
1 min read

Benarkah Ada Penggelembungan Suara Partai?  

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari. (Dok Total Politik)

JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menuding adanya permainan suara yang terjadi habis pemilihan umum (pemilu) 2024. Hal itu dikarenakan terjadinya ketidaksesuaian antara hasil dengan exit poll pada Hari-H pencoblosan.

Exit poll itu pernah menunjukan bagaimana Gerindra setidak-tidaknya Nomor 2 (perolehan suaranya). Lalu ada suatu upaya meng-intercept quick count untuk legislatif, sehingga akhirnya Partai Gerindra (hasil suaranya) muncul (di peringkat) ketiga,” ungkap Hasto di Jalan Proklamasi No.72, Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Tak hanya mengenai suara Partai Gerindra yang berkurang, Hasto juga menyoroti kenaikan suara PSI di tengah berkurangnya suara partai-partai pendukung pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Kemudian PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dibesar-besarkan (suaranya). Sementara partai yang mendukung Pak Ganjar-Mahfud dikecil-kecilkan. PDI-P dikecil-kecilkan, PPP dikecil-kecilkan. Bahkan nanti bisa tercatat bahwa pemerintahan rezim saat ini menghilangkan sejarah partai Ka’bah,” kata Hasto.

Tudingan Hasto dibantah oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari. Dalam siniarnya di Total Politik, Ia mengatakan kalau semua pihak harus bersabar, khususnya soal perolehan suara PSI yang meningkat akhir-akhir ini.

“Kita semua harus menunggu hasil final ya, terutama untuk PSI. PSI ini kan dituding mau digelembungkan kan gitu?” kata Mr Q, panggilan akrab Qodari.

Ia juga mengatakan kalau kenaikan perolehan PSI sebenarnya masih berada dalam rentang margin of error yang ada dalam hitungan quick count.

“Terakhir kemarin waktu Sirekap itu berhenti kalau nggak salah di angka 3,13 persen ya. Saya dengar dari teman-teman lembaga survei, yang melakukan quick count. Angka 3,13 itu sebetulnya masih dalam margin of error-nya quick count.”

Menurut Mr Q, PSI baru bisa dicurigai kalau angka perolehannya sudah menembus angka empat persen.

“Nah kalau dia tembus empat persen, ya boleh tuh. Kalau dia di atas margin of error, boleh tuh istilahnya ‘dikejar.’ Tapi kalau masih dalam margin of error, menurut saya sih, harus diterima gitu.”

Sementara itu, Mr Q mewajarkan perolehan Partai Golkar yang membalap Partai Gerindra. Menurutnya, cara berkampanye menjadi faktor besarnya perolehan Partai Golkar.

“Nah mengenai Partai Golkar, kenapa kemudian bisa nomor dua? Ya, penjelasannya bisa macam-macam. Pertama, misalnya kalau saya melihat Partai Golkar berkampanye secara sistematis buat Pak Jokowi.”

Mr Q juga berpendapat kalau kedekatan Partai Golkar dengan Prabowo Subianto turut menjadi faktor.

“Tapi buat saya pribadi mungkin yang lebih bisa menjelaskan adalah sebetulnya pemilih Partai Golkar itu segmentasinya itu dekat dengan segmentasi (pemilih) Prabowo Subianto. Loh Prabowo Subianto itu bertahn-tahun identik dengan siapa? Menantunya Pak Harto. Identik dengan Partai Golkar juga,” bebernya.

“Tidak bisa kita lupakan kalau Prabowo memang memiliki sejarah yang panjang dengan Partai Golkar. Bahkan, Prabowo pernah menjadi kader partai yang berlogo pohon beringin itu,” pungkas Mr Q.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88