2 years ago
8 mins read

Kisah Antara Dua Desa

Sungai Wae Pesi yang membelah Kabupaten Manggarai dengan Manggarai Timur, Flores, NTT. (Foto: Chairul Akmad)

Namun, Fransiskus mengungkapkan, ada satu kendala cukup signifikan yang tengah dihadapi warganya. Kendala itu terkait dengan jaringan telekomunikasi yang belum ada di Desa Bajak. Warga tak bisa menggunakan telepon genggam, ponsel, atau internet.

“Kami di sini masih kekurangan jaringan. Untuk berkomunikasi saja setengah mati rasanya. Karena itu, kami mohon bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membangun menara Base Transceiver Station (BTS) di desa kami. Demi memudahkan komunikasi dan informasi jika terjadi bencana,” pintanya.

Analisis Kuadran Mitra Strategis Kabupaten Manggarai

Selain itu, kata Fransiskus, sarana komunikasi ini juga penting bagi anak-anak sekolah. Apalagi jika ada sistem belajar secara daring (online). Waktu ujian sekolah secara online, para siswa di Desa Bajak harus ‘mengungsi’ ke desa-desa tetangga yang terdapat sinyal telekomunikasi.

Kisah Desa Salama

Sebagaimana Desa Bajak, salah satu desa di Kecamatan Reok yang juga rawan bencana adalah Desa Salama. Wilayah ini termasuk kawasan yang paling dekat dengan laut dan DAS. Desa Salama juga disebut desa kantong karena ada satu wilayahnya yang masuk ke kelurahan sebelah.

Ketua SIBAT Desa Salama Adhar Yano mengaku, dirinya dan Tim Sibat Desa Salama telah melakukan sosialisasi sejak lama, namun tampaknya belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Sayuran di Kebun Bibit SIBAT Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT. (Foto: Chairul Akhmad)

“Di desa kami terdapat dua dusun yang paling terdampak jika terjadi banjir atau rob, karena lokasinya yang sangat dekat dengan pantai dan DAS. Setiap tahun air mengalir ke rumah-rumah warga hingga setinggi lutut,” tuturnya.

Menurut Adhar, kendala sosialisasi disebabkan masih kentalnya pengaruh tokoh desa terhadap warga. Jika tokoh setempat belum menyetujui, maka warga akan mengikutinya. Selain itu, kata Adhar, warga juga enggan diajak untuk menanam pohon di pinggir pantai.

“Maunya mereka itu simple-simple. Contohnya pembuatan tanggul. Itu maunya mereka. Kalau macam tanam pohon mereka tidak mau terima,” ungkapnya.

Tentu saja pembuatan tanggul ini bukan perkara mudah karena membutuhkan biaya besar. Dan soal begini bukan wilayah atau domainnya relawan SIBAT. “Jadi mereka mau itu, tembok atau tanggul. Biar lebih aman di musim hujan kata mereka,” tandas Adhar.

Warga juga tak mau diajak menanam pohon karena saat ini sedang musim kemarau. Mereka menyatakan akan sia-sia menanam di saat kemarau karena panas. Walau disiram, pohon tersebut akan tetap mati jua.

Walau demikian, Adhar dan rekan-rekannya di SIBAT tetap berupaya meyakinkan warga akan pentingnya PRB. Sekecil apapun upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tetap berarti. Karenanya, para relawan tetap menanam pohon cemara laut di sekitar Pantai Tempode.

Bagaimanapun jua, Ketua PMI Kabupaten Manggarai Ronny Kaunang tetap mengapresiasi kegiatan-kegiatan SIBAT di Desa Bajak maupun Salama. Demikian juga dengan SIBAT di Kelurahan Mata Air, Reo dan Baru. Menurut Ronny, para relawan telah mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang cukup sebagai bekal untuk berkontribusi di masyarakat.

“Harapannya setelah program selesai, ilmu-ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan ini jangan sampai hilang. Suatu waktu bisa dipraktikkan lewat simulasi-simulasi. Dan ini tentu menjadi tanggung jawab kita nanti,” kata Ronny.

Ronny juga berjanji akan tetap mengawal dan memotivasi relawan SIBAT agar jangan kehilangan semangat dan tidak berkecil hati. Ia tak ingin mereka merasa seperti anak ayam yang kehilangan induk.

“Jadi kita akan tetap monitor. Dan kita juga akan menjajaki program-program baru apa saja yang bisa kita perbuat di kemudian hari. Hal ini penting supaya ilmu yang didapat tidak hilang,” ia menegaskan.

Moga harapan PMI, SIBAT, dan warga dalam hal PRB dan mitigasi bencana di wilayah masing-masing dapat segera terwujud. Dengan begitu, kisah indah di Desa Bajak juga akan tergurat di Desa Salama.*

Baca juga: Sekeping ‘Surga’ Memendam Petaka

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Wae Pesi yang Ramah juga ‘Pemarah’

Taufiq juga mengungkapkan, bahwa dalam tiap kegiatannya SIBAT selalu berkoordinasi

Mangrove dan Cemara Laut Sang Penjaga Pantai

Manggarai Mangrove Center Menyadari minimnya pengetahuan masyarakat tentang risiko dan
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88