11 months ago
8 mins read

Kisah Antara Dua Desa

Sungai Wae Pesi yang membelah Kabupaten Manggarai dengan Manggarai Timur, Flores, NTT. (Foto: Chairul Akmad)

Bajak dan Salama adalah dua desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai. Lagi-lagi, banjir dan longsor jadi momok di kawasan ini. Namun, keduanya menorehkan kisah berbeda dalam mengantisipasi bencana.

MANGGARAI – Selamat Datang di Rumah Bibit Sibat Desa Bajak, begitulah tulisan papan nama yang terpampang di pinggir jalan raya Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai.

Di dalam rumah bibit tersebut terlihat sayuran beraneka ragam yang tampak subur dan menghijau. Memanjakan mata untuk sekadar menatap dan menikmati keindahannya.

Di bagian depan dekat pintu masuk, berjejer rapi tanaman sawi yang siap petik. Di petak-petak sebelahnya hingga menjurus ke belakang kebun, terdapat tanaman terong, pare, kangkung, dan tomat.

Semua sayuran ini terlihat ranum dan segar. Hebatnya lagi semua proses pembibitan, penanaman, hingga pemupukan dikerjakan secara organik tanpa bahan kimia.

Kebun sayur yang dikelola SIBAT Desa Bajak ini merupakan salah satu program Livelihood PMI dan SIBAT dalam mengembangkan sumber daya alam di desa. Walau musim kemarau berkepanjangan, tanaman di kebun ini tampak subur karena tiap hari disiram oleh para relawan.  Mereka bergantian bertugas mengurus kebun di sela-sela kegiatan harian.

Sore itu tampak tiga orang relawan SIBAT yang tengah sibuk menyiram dan membersihkan kebun. Di antara mereka juga tampak Penjabat Kepala Desa Bajak yang turut menikmati tamasya di dalam kebun. Terdapat sebuah gubuk kayu di bagian kebun sebelah pinggir yang digunakan relawan sebagai tempat rehat atau nongkrong.

Ketua SIBAT Desa Bajak Martinus Eda menuturkan, keberadaan kebun ini merupakan salah satu inisiatif untuk menyediakan sayur murah namun berkualitas bagi masyarakat. “Selama ini kan sayuran masuk dari luar, makanya kami menanam di sini,” ujarnya. “Kami menanam secara organik tanpa melibatkan pupuk kimia.”

Kebun Bibit SIBAT Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT. (Foto: Chairul Akhmad)

Menurut Martinus, keterampilan bercocok tanam ini mereka dapatkan dari hasil pelatihan yang digelar PMI Pusat yang bekerja sama dengan Amcross dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebelumnya, ia dan relawan SIBAT yang lain tak mengerti tentang pertanian atau perkebunan.

“Namun, berkat pelatihan-pelatihan PMI ini kami jadi tahu. Apalagi PMI menghadirkan orang-orang hebat dari Jakarta untuk melatih kami. Jadi kami sangat bangga bisa bertemu dengan mereka,” ungkapnya.

Semua tanaman yang terdapat di kebun bibit dipilih berdasarkan kajian dan rekomendasi pakar IPB, disesuaikan dengan kontur tanah Desa Bajak. PMI tak hanya mengkampanyekan tentang PRB di Desa Bajak, namun juga mengembangkan program Livelihood.

PMI Kabupaten Manggarai mulai masuk ke Desa Bajak sejak 2020, namun karena terbentur pandemi Covid-19 maka program baru berjalan setahun kemudian.

Matriks Pemangku Kepentingan Kabupaten Manggarai

Pemangku Kepentingan Kapasitas Peluang Pelibatan Pemangku Kepentingan
BPBD Kabupaten Manggarai Penanggungjawab dan pelaksana program PRB di tingkat kabupaten Kolaborasi untuk re-aktivasi Forum PRB yang sudah pernah dibentuk
Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Penanggung jawab dan pelaksana program pendidikan di tingkat kabupaten 1.     Dinas Pendidikan terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak lain dalam hal PRB dan API selama ada koordinasi.
Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Penangung jawab dan pelaksana program bidang pertanian di tingkat kabupaten 1.     Memiliki kapasitas sebagai pembuat kebijakan, program, dan penyediaan sarana dan prasarana pertanian

2.     Kolaborasi dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam intervensi livelihood ataupun ketangguhan ekonomi bagi warga bermata pencaharian sebagai petani

3.     Kolaborasi pelaksanaan sekolah lapang di wilayah program (baik sekolah lapang hama, cuaca, iklim) dengan BMKG

DPRD Kabupaten Manggarai 1.     Membuat Perda bersama pemerintah daerah

2.     Memberikan persetujuan rancangan APBD yang diajukan pemerintah daerah

Menyusun kebijakan dan anggaran penanggulangan bencana, serta membantu dalam penguatan Forum PRB.
Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega 1.     Penanggung jawab pengamatan, pengumpulan, penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan meteorologi

2.     Pemberi layanan jasa meteorologi

 

1.    BMKG Frans Sales lega terbuka untuk memberikan informasi-informasi seperti cuaca, iklim dan kegempaan kepada aktor-aktor kunci untuk mendiseminasi

2.    BMKG Frans Sales Lega terbiasa memberikan edukasi kepada sekolah-sekolah

3.    BMKG Frans Sales Lega terbuka untuk mengisi informasi cuaca iklim di alat-alat yang disediakan oleh aktor-aktor kunci. Contoh: apabila desa mau memiliki layar dengan koneksi internet BMKG bisa mengisi informasi cuaca dan iklim selama 24/7 dan realtime.

Ayo Indonesia NGO yang bergerak di bidang pengembangan daerah perdesaan khusua Manggarai Raya 1.     Memiliki berbagai program pengembangan kapasitas pertanian dan livelihood lainnya

2.     Terbuka untuk berkolaborasi dan membantu sebagai fasilitator

3.     Salah satu NGO tertua yang ada di Manggarai dan sfokus untuk daerah Manggarai sehingga sangat mengenal karakteristik Manggarai, bahkan mengenal karakteristik warga hingga kearifan lokal yang ada.

4.     Ketua Ayo Indonesia yang juga merangkap sebagai Ketua Forum PRB di Kabupaten Manggarai berpotensi banyak dalam menginisiasi program-program PRB

Wahana Visi Indonesia NGO yang fokus pada isu perlindungan anak melalui community engagement dan community empowerment 1.     Memiliki program child wealth nourishment, WASH, dan ODF

2.     Terbuka untuk berkolaborasi dalam program livelihood maupun intervensi PRB untuk anak di lingkungan sekolah maupun keluarga

Yayasan Caritas Manggarai NGO sosiopastoral yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan keagamaan dan lainnya. Selain itu juga sering terlibat dalam kegiatan pengurangan risiko bencana maupun tanggap darurat bencana 1.     Memiliki program pemberdayaan ekonomi di masyarakat melalui pertanian organik

2.     Jaringan lebih luas dan memiliki koordinasi yang baik dari level keuskupan hingga paroki

3.     Jalur koordinasi dan komunikasi yang baik dari kesukupan hingga Paroki bisa menjadi media penyalur informasi

4.     Tokoh agama yang berpotensi didengar masyarakat membuat CARITAS berpotensi untuk menjadi “influencer”

5.     CARITAS sudah memiliki orang yang berpengalaman dan terlatih dalam PRB terutama dalam respon serta kesiapsiagaan dan perlu diturunkan serta bisa menjadi fasilitator juga untuk berkolaborasi.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Wae Pesi yang Ramah juga ‘Pemarah’

Sadar dengan wilayah yang rawan bencana karena berada di pinggir

Mangrove dan Cemara Laut Sang Penjaga Pantai

Banjir dan rob merupakan momok terbesar bagi warga Kelurahan Baru,